-->

Contoh Angka Perhitungan Pajak

Contoh Angka Pajak Tetap

Keterangan :
-       Y : Tingkat pendapatan nasional pada kolom a
-       T : Pajak pada kolom b
-       Yd : Pendapatan disposebel pada kolom c
-       C : Komsumsi rumah tangga pada kolom d
-       S : Tabungan  rumah tangga pada kolom e

Pada tabel 1 di  atas di bagi menjadi 2 bagian, yaitu pada bagian 1 dimisalkan pajak belum dipungut (T = 0) dan pada bagian 2 dimisalkan pemerintah memungut pajak sebesar Rp. 40 triliun (T = 40)

Penyelesaian :
-       Kondisi T = 0, diketahui ; a = 90, Yd =  Y – T atau Yd = Y, karena T = 0
b = MPC = ΔC/ΔY =  (270-90)/(240-0) = 180/240 = 0,75
MPS = ΔS/ΔY =  (-30 – (-90))/(240-0) = 60/240 = 0,25
Fungsi komsumsi : C = a + bYd = 90 + 0,75Yd
            Fungsi tabungan :  S = -a + (1 – b) Yd  = -90 + (1 – 0,75) Yd = -90 + 0,25Yd
            Pada saat Y = 0 maka a = 90, Yd = Y = 0
C = 90 + 0,75Yd = 90 + 0,75 x 0 = 90
S = -90 + 0,25Yd = -90 + 0,25 x 0 = -90
            Pada saat Y = 1200 maka a = 90, Yd = Y = 1200
C = 90 + 0,75Yd = 90 + 0,75 x 1200 = 990
S = -90 + 0,25Yd = -90 + 0,25 x 1200 = 210
Pada saat Y = 0 maka  ΔY = ΔYd = 240 – 0 = 240
            ΔC = MPC x ΔYd = 0,75 x 240 = 180
            ΔS = MPS x ΔYd = 0,25 x 240 = 60, atau ΔS = ΔYd- ΔC = 240 - 180 = 60   
-          Kondisi T = 40, diketahui ;         
Fungsi komsumsi : C = a + bYd = 90 + 0,75Yd
Fungsi tabungan :  S = -a + (1 – b) Yd  = -90 + (1 – 0,75) Yd = -90 + 0,25Yd
Pada saat Y = 0, maka Yd =  Y – T = 0 - 40 = -40       
C = 90 + 0,75Yd = 90 + 0,75 x (-40) = 60
S = -90 + 0,25Yd = -90 + 0,25 x (-40) = -100
Pada saat Y = 1200, maka Yd =  Y – T = 1200 - 40 = 1160    
C = 90 + 0,75Yd = 90 + 0,75 x 1160 = 960
S = -90 + 0,25Yd = -90 + 0,25 x 1160 = 200
Pengaruh pajak tetap terhadap komsumsi dan tabungan rumah tangga :
ΔC = C2 – C1 = 60 - 90 = -30
ΔS = S2 – S1 =  -100 – (-90) = -10, atau
ΔC = C2 – C1 = 960 - 990 = -30
ΔS = S2 – S1 =  200 - 210 = -10

Jadi dapat disimpulkan bahwa pajak sebanyak Rp 40 triliun akan mengurangi komsumsi sebanyak Rp 30 triliun dan tabungan sebanyak Rp 10 triliun.
Pengaruh pajak mengubah fungsi komsumsi dan fungsi tabungan menjadi :
Fungsi komsumsi : Cp = -bT + a + bY = -0,75(40) + 90 + 0,75Y = 60 + 0,75Y
Fungsi tabungan :  Sp = -(1 - b)T – a + (1 – b)Y = -(1 – 0,75)(40) - 90 + (1 - 0,75)Y
       Sp = -100 + 0,25Y



Contoh Angka Pajak Proporsional\

Keterangan :
-       Y : Tingkat pendapatan nasional pada kolom a
-       T : Pajak pada kolom b
-       Yd : Pendapatan disposebel pada kolom c
-       C : Komsumsi rumah tangga pada kolom d
-       S : Tabungan  rumah tangga pada kolom e

Pada tabel 2 di  atas di bagi menjadi 2 bagian, yaitu pada bagian 1 dimisalkan pajak belum dipungut (T = 0) dan pada bagian 2 dimisalkan pemerintah memungut pajak sebesar 20% dari pendapatan nasional

Penyelesaian :
-       Kondisi T = 0, diketahui ; a = 90, Yd =  Y – T atau Yd = Y, karena T = 0
b = MPC = ΔC/ΔY =  (270-90)/(240-0) = 180/240 = 0,75
MPS = ΔS/ΔY =  (-30 – (-90))/(240-0) = 60/240 = 0,25
Fungsi komsumsi : C = a + bYd = 90 + 0,75Yd
            Fungsi tabungan :  S = -a + (1 – b) Yd  = -90 + (1 – 0,75) Yd = -90 + 0,25Yd
            Pada saat Y = 0 maka a = 90, Yd = Y = 0
C = 90 + 0,75Yd = 90 + 0,75 x 0 = 90
S = -90 + 0,25Yd = -90 + 0,25 x 0 = -90
            Pada saat Y = 1200 maka a = 90, Yd = Y = 1200
C = 90 + 0,75Yd = 90 + 0,75 x 1200 = 990
S = -90 + 0,25Yd = -90 + 0,25 x 1200 = 210
Pada saat Y = 0 maka  ΔY = ΔYd = 240 – 0 = 240
            ΔC = MPC x ΔYd = 0,75 x 240 = 180
            ΔS = MPS x ΔYd = 0,25 x 240 = 60, atau ΔS = ΔYd- ΔC = 240 - 180 = 60   
-       Kondisi T = 20% dari Y atau T = 0,2Y, diketahui ;         
ΔY = 240 – 0 = 240
ΔYd= ΔY – ΔT =  ΔY – 0,2ΔY = (1 – 0,2)ΔY = 0,8 ΔY = 0,8 x 240 = 192
Fungsi komsumsi : C = a + bYd = 90 + 0,75Yd
Fungsi tabungan :  S = -a + (1 – b) Yd  = -90 + (1 – 0,75) Yd = -90 + 0,25Yd
Pada saat Y = 0, maka Yd =  Y – T = Y – 0,2Y = 0 - 0 = 0      
C = 90 + 0,75Yd = 90 + 0,75 x (0) = 90
S = -90 + 0,25Yd = -90 + 0,25 x (0) = -90
Pada saat Y = 480, maka Yd =  Y – T = Y – 0,2Y = 0,8Y = 0,8 x 480 = 384              
C = 90 + 0,75Yd = 90 + 0,75 x 384 = 378
S = -90 + 0,25Yd = -90 + 0,25 x 384 = 6
Pengaruh pajak proporsional terhadap komsumsi dan tabungan rumah tangga :
ΔC = MPC x T = 0,75 x 0,2 x 480 = 72
ΔS = MPS x T = 0,25 x 0,2 x 480 = 24
Jadi dapat disimpulkan bahwa pajak sebanyak Rp 96 triliun akan mengurangi komsumsi sebanyak Rp 72 triliun dan tabungan sebanyak Rp 24 triliun.
Pengaruh pajak mengubah fungsi komsumsi dan fungsi tabungan menjadi :
Fungsi komsumsi : Cp = a + b(1-t)Y = 90 + 0,75(1 – 0,2)Y = 90 + 0,6Y
Fungsi tabungan :  Sp = -a + (1 – b)(1 – t)Y = -90 + (1 – 0,75)(1 – 0,2)Y = -90 + 0,2Y


Secara Grfik dapat diperlihatkan efek pajak terhadap komsumsi dan tabungan




KESEIMBANGAN DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR

PAJAK TETAP DAN KESEIMBANGAN PENDAPATAN

Dimisalkan :
-       Jumlah pajak dan sifat hubungan di antara pendapatan nasional, komsumsi dan tabungan adalah seperti pada bagian 2 tabel 1 :
Fungsi Komsumsi adalah C = 60 + 0,75Y
Fungsi tabungan adalah S = -100 + 0,25Y
Pajak adalah T = 40
-       Investasi sektor perusahaan adalah I = 120 (triliun rupiah) dan pengeluaran pemerintah adalah G = 60 (triliun rupiah)

Keseimbangan Secara Angka :
Pada tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa  apabila pendapatan nasional lebih kecil dari Rp. 960 triliun, berlaku keadaan di mana AE > Y yaitu pengeluaran agregat lebih besar dari pendapatan nasional (lihat kolom a dan g). Hal ini akan mendorong dilakukannya ekspansi dalam kegiatan ekonomi. Sebaliknya apabila pendapatan nasional lebih besar dari
Rp. 960 triliun, berlaku keadaan di mana AE < Y , berarti lebih banyak produksi nasional kalau dibandingkan dengan pembelanjaan dalam perekonomian. Keadaan stok barang berlaku dan akan mendorong kepada kontraksi (penurunan) dalam kegiatan ekonomi.
Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada pendapatan nasional sebanyak Rp. 960 triliun, yaitu dalam keadaan di mana pendapatan nasional adalah sama dengan pengeluaran agregat. (Y = C + I + G) maka bocoran sama dengan suntikan (S + T = I + G).
Dari tabel terlihat bocoran (S + T) = (140 + 40) = 180 dan suntikan (I + G) = (120 + 60) = 180

Keseimbangan Secara Grafik :



Keseimbangan Secara Aljabar

Diketahui :
C = 60 + 0,75Y;     S = -100 + 0,25Y;       I = 120;        G = 60
Pendapatan nasional pada keseimbangan adalah (dalam triliunan rupiah)
Y = C + I + G
Y = 60 + 0,75Y + 120 + 60
0,25Y = 240
Y = 240/0,25 = 960
Pendapatan nasional pada keseimbangan dapat juga dihitung dengan menggunakan pendekatan suntikan (injection atau J) sama dengan bocoran (withdrawal atau W), yaitu J = I + G asama dengan W = S + T (dalam triliunan rupiah)
I + G = S + T
120 + 60 = -100 + 0,25Y + 40
180 = -60 + 0,25Y
0,25Y = 180 + 60 = 240
Y = 240/0,25 = 960




PAJAK PROPORSIONAL DAN KESEIMBANGAN PENDAPATAN

Dimisalkan :
-       Jumlah pajak dan sifat hubungan di antara pendapatan nasional, komsumsi dan tabungan adalah seperti pada bagian 2 tabel 2 :
Fungsi Komsumsi adalah C = 90 + 0,6Y
Fungsi tabungan adalah S = -90 + 0,25Y
Pajak adalah T = 0,2Y
-       Investasi sektor perusahaan adalah I = 150 (triliun rupiah) dan pengeluaran pemerintah adalah G = 240 (triliun rupiah)

Keseimbangan Secara Angka :
Pada tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa  apabila pendapatan nasional lebih kecil dari Rp. 1200 triliun, berlaku keadaan di mana AE > Y yaitu pengeluaran agregat lebih besar dari pendapatan nasional (lihat kolom a dan g). Hal ini akan mendorong dilakukannya ekspansi dalam kegiatan ekonomi. Sebaliknya apabila pendapatan nasional lebih besar dari
Rp. 1200 triliun, berlaku keadaan di mana AE < Y , berarti lebih banyak produksi nasional kalau dibandingkan dengan pembelanjaan dalam perekonomian. Keadaan stok barang berlaku dan akan mendorong kepada kontraksi (penurunan) dalam kegiatan ekonomi.
Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada pendapatan nasional sebanyak Rp. 1200 triliun, yaitu dalam keadaan di mana pendapatan nasional adalah sama dengan pengeluaran agregat. (Y = C + I + G) maka bocoran sama dengan suntikan (S + T = I + G).
Dari tabel terlihat bocoran (S + T) = (150 + 240) = 390 dan suntikan (I + G) = (150 + 240) = 390


Keseimbangan Secara Grafik :



Keseimbangan Secara Aljabar

Diketahui :
C = 90 + 0,6Y;     S = -90 + 0,2Y;       I = 150;        G = 240
Pendapatan nasional pada keseimbangan adalah (dalam triliunan rupiah)
Y = C + I + G
Y = 90 + 0,6Y + 150 + 240
0,4Y = 480
Y = 480/0,4 = 1200
Pendapatan nasional pada keseimbangan dapat juga dihitung dengan menggunakan pendekatan suntikan (injection atau J) sama dengan bocoran (withdrawal atau W), yaitu J = I + G asama dengan W = S + T (dalam triliunan rupiah)
I + G = S + T
150 + 240 = -90 + 0,2Y + 0,2Y
390 = -90 + 0,4Y
0,4Y = 390 + 90 = 480
Y = 480/0,4 = 1200
  

MULTIPLIER DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR


Pada bagian 1 (sistem pajak tetap) adalah contoh yang menunjukkan pendapatan nasional bertambah 80/20 = 4 kali lipat dari pertambahan investasi.
Pada bagian 2 (sistem pajak proporsional) adalah contoh yang menunjukkan pendapatan nasional bertambah 50/20 = 2,5 kali lipat dari pertambahan investasi.

MENGHITUNG NILAI MULTIPLIER

Menghitung Multiplier Investasi
-       Dengan sistem pajak tetap

Mpt = 1 / (1 – b) = 1 / (1 – 0,75) = 1 / 0,25 = 4

-       Dengan sistem pajak proporsional

Mpt = 1 / (1 – b + bt) = 1 / (1 – 0,75 + 0,75(0,2)) = 1 / (1 – 0,75 + 0,15)
 = 1 / 0,4 = 2,5

Buka Komentar
Tutup Komentar

0 Response to "Contoh Angka Perhitungan Pajak"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel